Demi Tugas

Kamis, 27 November 2008

Rabu, 19 November 2008

Tips Bagaimana Mahasiswa Menulis di Media Massa


Bagaimana Memulai

Banyak yang ingin menulis ke media tapi bingung bagaimana memulainya. Ada dua cara:

1. Mempelajari teori menulis baru praktik;
2. Learn the hard way atau menulis dulu teori belakangan.

Terserah kita mana yang lebih enak dan nyaman. Tapi, berdasarkan pengalaman rekan-rekan di India yang tulisannya sudah banyak dimuat di media, alternatif kedua tampaknya lebih bagus. Rizqon Khamami, Zamhasari Jamil, A. Qisai, Tasar Karimuddin, Beben Mulyadi, Jusman Masga, Irwansyah, dan lain-lain semuanya belajar menulis dengan langsung mengirim tulisannya. Bukan dengan belajar teori menulis lebih dulu.

Saya sendiri merasa alternatif kedua lebih enak. Ini karena kemampuan daya serap saya terhadap teori sangat terbatas. Saya pernah mencoba belajar teori menulis. Hasilnya? Pusing. Bukan hanya itu, bahkan dalam belajar bahasa Inggris pun, saya cenderung langsung membaca buku, koran atau majalah. Pernah saya coba belajar bahasa Inggris dengan membaca grammar, hasilnya sama: pusing kepala.

Sulitkah Menulis?

Sulitkah menulis? Iya dan tidak. Sulit karena kita menganggapnya sulit. Mudah kalau kita anggap "santai". Eep Saifullah Fatah, penulis dan kolomnis beken Indonesia, mengatakan bahwa menulis akan terasa mudah kalau kita tidak terlalu terikat pada aturan orang lain. Artinya, apa yang ingin kita tulis, tulis saja. Sama dengan gaya kita menulis buku diary. Setidaknya, itulah langkah awal kita menulis: menulis menurut gaya dan cara kita sendiri. Setelah beberapa kali kita berhasil mengirim tulisan ke media -- dimuat atau tidak itu tidak penting-- barulah kita dapat melirik buku-buku teori menulis, untuk mengasah kemampuan menulis kita. Jadi, tulis-tulis dahulu; baca teori menulis kemudian. Seperti kata Rhoma Irama, penyanyi kesayangan Malik Sarumpaet.

Topik Tulisan

Topik tulisan, seperti pernah saya singgung dalam posting beberapa bulan lalu, adalah berupa tanggapan tentang fenomena sosial yang terjadi saat ini. Contoh, apa tanggapan Anda tentang bencana gempa dan tsunami di Aceh? Apa tanggapan Anda seputar pemerintahan SBY? Apa tanggapan Anda tentang dunia pendidikan di Indonesia? Dan lain-lain.

Sekali lagi, usahakan menulis sampai 700 kata dan maksimum 1000 kata. Dan setelah itu, kirimkan langsung ke media yang dituju. Jangan pernah merasa tidak pede. Anda dan redaktur media tsb. kan tidak kenal. Mengapa mesti malu mengirim tulisan? Kirim saja dahulu, dimuat tak dimuat urusan belakangan. Keep in mind: Berani mengirim tulisan ke media adalah prestasi dan mendapat satu pahala. Tulisan dimuat di media berarti dua prestasi dan dua pahala. Seperti kata penulis dan ustadz KBRI, Rizqon Khamami.

Rendah Hati dan Sifat Kompetitif

Apa hubungannya menulis dengan kerendahan hati? Menulis membuat kita menjadi rendah hati, tidak sombong. Karena ketika kita menulis dan tidak dimuat, di situ kita sadar bahwa masih banyak orang lain yang lebih pintar dari kita. Ini terutama bagi rekan-rekan yang sudah menjadi dosen yang di mata mahasiswa-nya mungkin sudah paling 'wah' sehingga mendorong perasaan kita jadi 'wah' juga alias ke-GR-an.

Nah, menulis dan mengririm tulisan ke media membuat kita terpaksa berhadapan dengan para penulis lain dari dunia dan komunitas lain yang ternyata lebih pintar dari kita yang umurnya juga lebih muda dari kita. Di situ kita sadar, bahwa kemampuan kita masih sangat dangkal. Kita ternyata tidak ada apa-apanya. Ketika kita merasa tidak ada apa-apanya, di saat itulah sebenarnya langkah awal kita menuju kemajuan.

Kita juga akan terbiasa menghargai orang dari isi otaknya bukan dari umur atau senioritasnya apalagi jabatannya. Di sisi lain, membiasakan mengirim tulisan ke media membuat sikap kita jadi kompetitif. Sekedar diketahui, untuk media seperti KOMPAS, tak kurang dari 70 tulisan opini yang masuk setiap hari, dan hanya 4 tulisan yang dimuat. Bayangkan kalau Anda termasuk dari yang empat itu. Itulah prestasi. Dan dari situlah kita juga belajar menghargai prestasi dan keilmuan serta kekuatan mental juara seseorang.

Ajakan Menulis

It's your choice: you are either being a loser or a winner. Being a loser is easy. Just sit down in the chair, behind your desk. And feel comfort with your hallucination of being "a great guy" which is actually not, as a matter of fact.

Senin, 17 November 2008

MEMBANGUN TRADISI KEPENULISAN DI KALANGAN DOSEN PERGURUAN TINGGI


A. Pendahuluan

Dosen termasuk salah satu civitas akademika di perguruan tinggi yang memiliki wawasan intelektual tinggi diharapkan dapat menyampaikan ide / pemikiran / gagasannya secara sistematis, baik secara lisan maupun tulisan. Kelemahan umum yang terjadi pada sebagian dosen di perguruan tinggi adalah karena kesibukan mengajar di kampus, sehingga melupakan salah satu kewajiban yang tidak kalah penting dari mengajar yaitu menulis karya ilmiah. Bahkan banyak dosen yang kenaikan jenjang kepangkatan akademiknya terhambat /terlambat, hanya karena kesulitan dalam membuat karya tulis ilmiah. Karya tulis ilmiah memang bagi sebagian dosen masih menjadi momok yang sulit diatasi. Menurut pengamatan penulis, tradisi kepenulisan di kalangan dosen di perguruan tinggi belum membudaya. Hal ini ditunjukkan masih sedikitnya hasil karya ilmiah dosen yang dipublikasikan di media massa maupun jurnal ilmiah.

B. Teknik Penulisan Artikel Ilmiah Populer

Artikel / karya tulis ilmiah populer atau sering disebut opini / pendapat / gagasan pribadi seseorang yang sifatnya ilmiah dan disajikan secara populer di media massa. Gagasan yang disampaikan dapat meliputi berbagai aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial-budaya, hukum dan hankam dan lain-lain. Teknik penyajian karangan jenis ini mengacu pada metode penulisan yang mudah dimengerti oleh publik, lugas , kritis dan tidak perlu disertai dengan rumus-rumus / angka-angka statistik yang rumit.

1. Teknik Penulisan Artikel

Teknik penulisan artikel ilmiah populer yang berlaku di media massa (koran, majalah, buletin dan lain-lain) secara umum terdiri dari beberapa langkah sebagai berikut :

a. menggali ide

Kita harus bisa menuangkan ide-ide / pemikiran kita kedalam tulisan yang hasil akhir berupa artikel. Dalam menggali ide, kita harus mengunakan alur pemikiran yang runtut dan sistematis. Isi artikel dapat berupa pandangan kita dalam memberikan alternatif solusi terhadap suatu masalah (problem solving).

b. Membuat kerangka tulisan secara detail

Kerangka tulisan secara sederhana biasanya dimulai dari pendahuluan, pembahasan masalah, kesimpulan. Lebih bagus apabila dilengkapi dengan solusi permasalahan berupa saran / rekomendasi terhadap pihak-pihak terkait.

c. Mengumpulkan data, fakta, referensi dan bahan bacaan

Berbagai referensi yang relevan sangat penting dalam rangkamendukung opini kita. Tanpa dukungan dari data-data/ fakta / bahan bacaan maka tulisan kita terlihat kering dan kurang dapat memberikan makna kepada para pembaca.

d. Menulis dengan ekspresi bebas

Hal yang paling sulit bagi kita adalah pada saat kita mulai untuk menuliskan semua yang sudah kita dapatkan. Ketrampilan menulis memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kegiatan menulis perlu dilakukan secara terus menerus dan jangan pernah mengulur waktu. Apabila kita menunda-nunda dalam menyelesaiakn suatu tulisan, maka akan timbul rasa bosan untuk memulai lagi. Tulis apa saja yang terbersit dalam pikiran.

e. Editing

Setelah opini / gagasan sudah selesai ditulis, maka kita perlu membaca ulang sekaligus mengedit apa yang sudah kita tulis. Hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa tulisan yang kita buat telah tersusun dengan rapi. Selain itu, apabila terjadi kesalahan yang terjadi, baik kesalahan pada data, kata atau kalimat serta pembahasan / analisis yang kurang tajam dapat kita perbaiki. Apabila menurut kita artikel / karya tulis ilmiah populer tersebut telah siap, maka kita dapat memilih media massa yang tepat. Pemilihan media massa perlu mempertimbangkan karakteristik tertentu, seperti visi dan misi yang diemban serta pangsa pasar yang dituju media tersebut.

Berikut ini diberikan beberapa contoh media massa yang terbit serta materi / tulisan yang bisa dimuat :

No.
Nama Media Massa(Penerbit) Materi / tulisan yang bisa dimuat
1 Buletin Internal Audit(Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern) Bidang : Audit, manajemen, keuangan, akuntansi, perpajakan.
2 Media Akuntansi(Ikatan Akuntan Indonesia kerjasama dengan PT. Ray Indonesia) Bidang : akuntansi, audit, keuangan, majemen, perpajakan, teknologi dan tulisan yang terkait dengan profesi akuntan.
3 Auditor(PT. Auditor Media Citra Pariwara) Bidang : Audit, akuntansi, manajemen, Good Corporate Governance dan tulisan lain terkait profesi auditor.
4 Koran / Surat Kabar(Berbagai Penerbit baik lokal maupun nasional) Bidang : isu-isu aktual terkini (current issue) bidang politik, ekonomi, hukum, sosial budaya, hankam dan lain-lain.

2. Standar penulisan artikel
Artikel yang kita susun, agar memenuhi standar minimal sebuah artikel yang bisa dimuat di media massa, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

a. Aktual.

Aktualitas suatu tulisan merupakan prioritas utama. Prioritas bisa dikaitkan dengan momentum aktual / isu-isu terkini (current issue) yang tengah terjadi dan berkembang di masyarakat. Misalnya, saat ini lagi mencuat isu seputar Good Corporate Governance (GCG) dan pemberantasan Korupsi, Kolusi & nepotisme (KKN), maka tulisan seputar masalah tersebut, baik di koran, buletin atau majalah gampang dimuat. Oleh karena itu, agar dihindarkan menulis sesuatu yang sudah “basi” atau kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat / publik, karena kemungkinan besar tulisan yang kita kirimkan ke media tersebut tidak akan dimuat .

b. Bahasa yang lugas.

Dalam menulis, agar dihindarkan penggunaan bahasa yang bertele-tele, karena akan membuat penyampaian gagasan menjadi kurang mengena. Pilihan kata-kata dan kalimat perlu diperhatikan dengan seksama. Jangan sekali-sekali kita menulis kata-kata yang bisa bermakna ganda, karena akan membuat bingung para pembaca. Pemakaian bahasa yang tidak tepat, bisa berakibat ide / pemikiran kita gagal ditransformasikan kepada para pembaca.

c. Tulisan mengandung hal yang baru & inovatif.

Kebaruan tulisan dapat dilihat dari sudut pandang tertentu yang belum pernah ditulis pihak lain maupun berupa pengembangan suatu metode / teori / konsep. Kita harus mengupayakan agar data yang kita gunakan akurat dan up to date. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan isu-isu aktual (current issue) yang sedang terjadi di masyarakat.

d. Ide / pemikiran orisinil

Kita perlu berusaha agar ide / opini / hasil pemikiran kita merupakan hasil karya yang orisinil / asli. Hal ini untuk menghindari tuduhan penjiplakan (plagiator).

e. Tulisan jangan terlalu teoritis.

Kita harus ingat, bahwa artikel yang kita tulis akan dibaca pihak lain yang latar belakang pendidikannya variatif bahkan ada yang tidak mengalami bangku sekolah. Menulis suatu artikel yang terlampau teknis dengan rumus-rumus yang rumit , sudah dipastikan tidak akan dimuat di media massa (misalnya koran, majalah) yang segmen pembacanya sangat luas. Tulisan yang memaparkan implementasi / penerapan suatu konsep di suatu perusahaan atau organisasi sangat dihargai dan lebih mudah untuk diloloskan pihak redaksi media yang bersangkutan untuk dimuat alias layak untuk dipublikasikan.

f. Tulisan tidak terlalu panjang

Beberapa koran, buletin atau majalah membatasi panjang tulisan, pada umumnya sekitar 2-5 lima halaman saja, kecuali tulisan / artikel ilmiah untuk majalah profesi tertentu, bisa lebih dari 5 halaman.Kegiatan menulis memang diawali dari kegiatan membaca. Menulis adalah bagian dari unsur-unsur belajar. Proses belajar tidak hanya dilihat dari banyaknya topik yang didiskusikan atau banyaknya buku yang dibaca saja. Namun, bagaimana kita mampu menuangkan ide / pemikiran dalam bentuk tulisan. Menulis ternyata memerlukan ketrampilan khusus serta latihan secara terus menerus. Untuk menulis sebuah opini di koran kita harus mempunyai sejumlah kemampuan antara lain bisa merumuskan masalah dengan baik, perbendaharaan bahasa, wawasan (pengetahuan umum) yang luas, serta mampu merekomendasikan alternatif solusi. Penulis berharap agar para dosen di perguruan tinggi dengan kemampuan intelektual yang dimiliki dapat menuangkan ide / gagasan yang bermanfaat bagi masyarakat (publik), sehingga kampus perguruan tinggi terhindar dari sinyalemen bahwa “kampus sebagai menara gading”. Oleh karena itu saat ini para dosen perlu banyak-banyak membaca buku serta rajin mengikuti diskusi / seminar / lokakarya sehingga ilmu pengetahuan serta wawasan kita bertambah luas. Hal yang tak kalah penting adalah kita perlu sering berkomunikasi dengan seorang yang berpengalaman, sehingga kita mendapatkan sharing informasi untuk menjadi penulis artikel yang produktif. Apabila kita telah mendapatkan informasi dari berbagai sumber, maka proses penciptaan tulisan / artikel ilmiah menjadi lebih ringan.

3. Kiat-kiat menulis artikel

Beberapa kiat atau tips berikut ini, merupakan kutipan dari beberapa pengarang buku panduan penulisan artikel ilmiah populer, antara lain :

1. Menulis bukan masalah teori, tetapi lebih masalah praktik. Bagi calon penulis atau penulis pemula untuk berani memulai: mulai menulis. Tidak ada cara lain yang lebih ces pleng, selain itu .(Tartono, 2005).
2. Menulis memerlukan motivasi tersendiri. Tanpa motivasi yang kuat memang tidak akan mampu menulis, apalagi menjadi penulis profesional. (Lasa Hs, 2005).
3. Dengan berpayungkan semangat motto Latin, nulla dies sine linea (tiada hari tanpa menulis), dalam kehidupan mondial, keberanian menulis artikel (jurnalistik) sudah menjadi tantangan tersendiri. Menulis artikel, boleh jadi merupakan upaya katarsis bagi penulisnya. Sementara, bagi pembaca, bisa jadi mendatangkan pencerahan. (Wibowo, 2006).
4. Pada umumnya, ketika seseorang ingin menulis, ia hanya melihat dua hal. Kemampuannya dan lahan penulisannya. Hampir tak ada yang ingat untuk memandang “ke dalam” dirinya sendiri. Ketika timbul masalah, ia mengalami kesulitan karena tidak mengerti penyebab yang sebenarnya. Akibatnya aktivitas menulisnya menjadi macet. (Rudatan,2006).

Apabila kiat-kiat atau tips tersebut diatas dapat kita cermati dan pahami dengan sungguh-sungguh, maka diharapkan kita memiliki semangat yang tinggi untuk menulis, menulis dan menulis. Oleh karena itu marilah kita mulai menulis dari sekarang, dari media massa lokal (setempat) serta dari pengetahuan yang kita miliki.
D. Teknik Penulisan Artikel / Karya Ilmiah di Jurnal

Berikut ini disajikan kebijakan editorial maupun pedoman umum penulisan yang berlaku pada beberapa jurnal ilmiah, baik yang terbit di kampus perguruan tinggi maupun di lembaga penelitian milik instansi Pemerintah.

1. Kebijakan Editorial Jurnal

a. Artikel / naskah yang dapat dimuat dalam jurnal meliputi tulisan tentang kebijakan, hasil penelitian baik yang bersifat empirik maupun studi dokumenter, analisis data sekunder, pemikiran, review teori/konseptual/metodologi, resensi buku baru (book review), dan informasi lain yang berkaitan dengan visi & misi Jurnal yang bersangkutan, misalnya :

No.
Nama Jurnal & Penerbit Materi / tulisan yang bisa dimuat
1 Jurnal Keuangan Publik(Lembaga Pengkajian Keuangan Publik dan Akuntansi Pemerintah BPPK Departemen Keuangan RI) Bidang : Keuangan publik, manajemen sektor publik, akuntansi sektor publik dan otonomi daerah.
2 Jurnal Akuntansi Pemerintah(Lembaga Pengkajian Keuangan Publik dan Akuntansi Pemerintah BPPK Departemen Keuangan RI) Bidang : Akuntansi Pemerintah dan turunannya.
3 Jurnal Keuangan dan Perbankan(STIE LPPI / Indonesia Banking School Jakarta) Bidang : ekonomi, keuangan, akuntansi, manajemen, industri perbankan.
4 Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (IAI-Kompartemen Akuntan Pendidik) Bidang : akuntansi keuangan, pasar modal, akuntansi manajemen, akuntansi sector publik, auditing, sistem informasi dan perpajakan.
5 Jurnal Bisnis dan Akuntansi(STIE Trisakti Jakarta) Bidang : bisnis dan akuntansi.
6 Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi(Lembaga Penerbit FE Universitas Trisakti Jakarta) Bidang : Akuntansi, Auditing dan Sistem Informasi.

b. Penulis harus menyatakan bahwa artikel / naskah yang dikirimkan belum pernah dimuat / dipublikasikan di media lain.

c. Untuk artikel / naskah hasil riset dengan pendekatan survey atau eksperimental, penulis harus :

1). Melampirkan instrumen riset (kuesioner, kasus, daftar wawancara dan lain lain).

2). Memberikan data riset dan memberikan informasi cara memperoleh data tersebut kepada yang memerlukannya demi pengembangan praktik, pendidikan dan riset.

d. Setiap artikel / naskah yang diterima akan melalui proses blind review oleh dewan editor Jurnal.Kriteria-kriteria yang dipertimbangkan dalam review antara lain :

1). Memenuhi standar / persyaratan baku publikasi jurnal.

2) Metodologi riset yang digunakan.

3) Manfaat hasil riset terhadap pengembangan ilmu maupun praktik.

e. Dewan editor bertanggungjawab untuk memberikan telaah konstruktif dan jika diperlukan, menyampaikan hasil evaluasi kepada penulis artikel / naskah.

2. Pedoman umum / Teknik penulisan di Jurnal

a. Tulisan diketik dengan spasi ganda pada kertas kuarto , jumlah 10-30 halaman dilengkapi abstrak (dalam bahasa Inggris / bahasa Indonesia) sebanyak 100-150 kata dan kata kunci (key words) sebanyak 5 pengertian (deskriptor) untuk memudahkan penyusunan indeks.

b. Naskah dikirim ke alamat redaksi dalam bentuk ketikan dan disertai disketnya atau melalui E-mail. Berkas naskah dalam disket diketik font 12 karakter dengan menggunakan pengolah kata Microsoft Word, WordStar, WordPerfect.

c. Artikel hasil penelitian memuat : judul, nama penulis, abstrak, kata kunci, dan isi. Sistematika/struktur berikut ini hanya sebagai pedoman umum :

1) Pendahuluan meliputi latar belakang (motivasi), perumusan masalah, dan tujuan penelitian . dan (jika dipandang perlu) organisasi penulisan artikel.

2) Kerangka teoritis dan pengembangan hipotesis (jika ada), memaparkan telaah / Kajian Literatur mencakup kajian teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan untuk mengembangkan hipotesis atau proposisi riset dan model riset (jika dipandang perlu).

3) Metodologi riset yang berisi rancangan/model, pengukuran dan definisi operasional variable, sampel dan data, tempat dan waktu, teknik pengumpulan data, dan teknik / metode analisis data.

4) Pembahasan dan Simpulan

5) Implikasi dan keterbatasan, menjelaskan implikasi temuan dan keterbatasan riset, serta jika perlu saran yang dikemukanakan peneliti / penulis untuk riset yang akan dating.

6) Daftar Pustaka / Rujukan (berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian saja).

7) Lampiran, memuat tabel, gambar dan instrumen riset yang digunakan.

d. Artikel non penelitian , konseptual, pemikiran dan review teori memuat : judul, nama penulis, abstrak, kata kunci, dan isi.

1) Pendahuluan meliputi latar belakang, perumusan masalah dan tujuan penulisan.

2) Subjudul-Subjudul sesuai kebutuhan, misalnya kajian literatur dan pembahasan serta pengembangan teori/konsep.

3) Simpulan dan saran.

4) Daftar Pustaka / Rujukan (berisi pustaka yang dirujuk dalam uraian saja).

e. Artikel resensi buku selain menginformasikan bagian-bagian penting dari buku yang diresensi juga menunjukkan bahasan secara mendalam kelebihan dan kelemahan buku tersebut serta membandingkan teori/konsep yang ada dalam buku tersebut dengan teori/konsep dari sumber-sumber lain.

f. Khusus naskah hasil penelitian yang disponsori oleh pihak tertentu harus ada pernyataan (acknowledgement) yang berisi informasi sponsor yang mendanai dan ucapan terima kasih kepada sponsor tersebut.

g. Penulisan Daftar Pustaka / Rujukan / Referensi disajikan mengikuti tata cara / kaedah umum yang berlaku.

h. Tata cara penyajian kutipan, tabel, dan gambar mengikuti ketentuan dalam Pedoman Penulisan Artikel Jurnal

i. Naskah diketik dengan memperhatikan aturan tentang penggunaan tanda baca dan ejaan yang dimuat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan .

j. Pengiriman naskah disertai dengan alamat, nomor telepon, fax atau E-mail (bila ada). Pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara tertulis. Naskah yang tidak dimuat biasanya tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis. Kepada penulis yang artikelnya dimuat di Jurnal akan diberikan 2 – 3 eksemplar jurnal sebagai tanda bukti pemuatan.

E. Program Insentif Penerbitan Artikel Ilmiah pada Jurnal Internasional.

Program yang diluncurkan oleh Direktur Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi – Depdiknas ini bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan gairahan para peneliti Indonesia yang telah menghasilkan penelitian yang bermutu untuk mempublikasikan hasil penelitiannya dalam jurnal ilmiah yang bertaraf internasional. Insentif penerbitan artikel ilmiah diberikan maksimum sebesar Rp 5 juta dipotong pajak sesuai ketentuan yang berlaku, ditambah biaya publikasi (bila ada, yang ditunjukkan dengan bukti tagihan dan pembayaran). Besarnya biaya publikasi yang diberikan tergantung kepada penilaian kelayakan dan ketersediaan dana (DIPA).
1. Persyaratan

a. Insentif diberikan kepada peneliti perguruan tinggi yang artikelnya telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah bertaraf internasional (bukan proseding) dalam 3 tahun terakhir. Artikel yang sedang diproses untuk diterbitkan, tidak dapat disertakan untuk di evaluasi.

b. Artikel ilmiah ditulis dalam salah satu bahasa resmi dalam forum PBB: Inggris, Perancis, Spanyol, Cina dan Arab.

c. Artikel ilmiah termaksud merupakan hasil penelitian yang dibiayai oleh pemerintah Indonesia, dan bukan bagian tesis atau disertasi yang diajukan di perguruan tinggi luar negeri.

d. Pengusul yang diperbolehkan mengikuti program ini adalah peneliti atau penulis dari perguruan tinggi di lingkungan Depdiknas.

e. Pengusul adalah penulis pertama. Jumlah penulis dalam artikel ilmiah tersebut maksimal 5 orang, sedangkan bantuan insentif penerbitan hanya diberikan kepada penulis pertama.

f. Nama institusi penulis pertama harus dicantumkan dalam terbitan termaksud.

g. Pengusul diperbolehkan mengusulkan lebih dari 1 (satu) artikel tetapi hanya diperbolehkan menerima 1 (satu) hibah. Usulan lebih dari 1 (satu) supaya dijilid terpisah.

h. Pengusul hanya diperbolehkan menerima 1 (satu) kali insentif, akan tetapi dapat mengusulkan biaya bantuan publikasi untuk penerbitan berikutnya (satu judul per tahun).

i. Pengusul harus mengisi format Usulan Insentif Penerbitan Artikel Ilmiah.
2. Kriteria Penilaian

a. Peringkat/kualitas jurnal ilmiah yang menerbitkan artikel harus baik yang ditandai oleh citation index yang tinggi.

b. Substansi artikel harus mencerminkan adanya kontribusi terhadap pengembangan iptek, termasuk aspek originalitas serta inovasi.

c. Artikel ilmiah yang diusulkan harus selaras dengan bidang ilmu yang ditekuni pengusul.
3. Jadwal & Pengambilan Keputusan

Usulan insentif penerbitan artikel ilmiah supaya disampaikan selambat-lambatnya tanggal 30 September setiap tahunnya, yang akan dievaluasi pada bulan berikutnya. Dana insentif akan diberikan selambat-lambatnya pada bulan November. Usulan yang masuk akan dinilai secara kompetitif oleh para pakar yang ditunjuk oleh Direktur P2M, Ditjen Dikti. Hasil evaluasi akan disampaikan kepada Dirjen Dikti untuk diputuskan.Berkas usulan (seperti pada contoh format), diajukan 3 rangkap (1 asli dan 2 fotokopi), yang masing-masing dikemas dalam sampul biru tua, dilengkapi lampiran contoh artikel asli, fotokopi sampul judul, halaman identitas dan daftar dewan redaksi serta gambaran umum jurnal, daftar isi yang memuat artikel terkait, dan petunjuk penulisan, dikirim atau diantar langsung.

F. Sharing pengalaman

Pada saat kuliah tingkat awal pada perguruan tinggi negeri (UGM) di Yogya, penulis berkesempatan ikut kegiatan pelatihan jurnalistik yang diadakan oleh majalah / pers kampus saat itu (Balairung) yang dikelola oleh mahasiswa. Materi pelatihan jurnalistik tersebut diberikan oleh praktisi pers seperti wartawan majalah Tempo dan pengelola pers kampus. Hasil pengalaman mengikuti kegiatan pelatihan jurnalistik tersebut, maka beberapa artikel penulis dapat dimuat di media massa, msekipun masih koran lokal di Yogyakarta, serta satu artikel dimuat di majalah profesi (Media Akuntansi) di Jakarta. Alhamdulillah saat ini, tulisan / artikel penulis sudah tersebar di berbagai media massa baik lokal maupun nasional, seperti koran / surat kabar , buletin, majalah serta jurnal ilmiah . Apabila kita memiliki kemauan dan rajin menulis, maka hampir setiap bulan kita dapat berhasil membuat satu tulisan / artikel yang dapat dikirimkan ke media massa atau jurnal ilmiah. Tulisan yang dimuat di media massa, kadang-kadang mendapatkan respon / tanggapan dari penulis lain. Selain itu, tulisan yang dimuat di media massa atau jurnal ilmiah, biasanya akan mendapatkan honor yang besarnya disesuaikan dengan kondisi penerbit media tersebut, sehingga dapat menghasilkan pendapatan tambahan (other income). Semoga pengalaman pribadi penulis ini dapat menggugah rekan-rekan dosen untuk rajin menulis suatu artikel / karya tulis ilmiah, sekaligus merupakan sumbangsih pemikiran / gagasan kita dalam pengabdian pada masyarakat.

G. Upaya Menumbuhkan Minat menulis

Upaya untuk menumbuhkan minat tulis menulis di kalangan dosen perguruan tinggi dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain :

1. Pimpinan perguruan tinggi dapat memberikan semacam penghargaan (insentif) kepada para dosen yang berhasil mempublikasikan karya ilmiahnya di jurnal ilmiah yang diterbitkan di lembaga penerbit kampus-kampus, asosiasi profesi maupun lembaga penelitian instansi Pemerintah. Penghargaan dapat berupa nilai rupiah tertentu atau sertifikat.

2. Dosen diwajibkan untuk membuat makalah (karya tulis) dikaitkan dengan kenaikan jenjang kepangkatan akademik.

3. Pimpinan perguruan tinggi memberikan dorongan kepada para dosen untuk mengikutsertakan karya tulis (makalah) dalam acara workshop / lokakarya/ forum ilmiah, Simposium dan lain-lain.

4. Jika diperlukan dapat diadakan suatu pendidikan jurnalistik / pelatihan teknik menulis karya ilmiah di kalangan dosen dengan menghadirkan para pakar / ahli dibidang jurnalistik / tulis menulis. Pakar bisa diambilkan dari wartawan Media Massa (Koran, Majalah) atau praktisi / pengelola Jurnal Kampus dari kampus perguruan tinggi.

H. Kesimpulan dan Saran

1. Pada saat ini tradisi kepenulisan di kalangan dosen perguruan tinggi belum membudaya. Oleh karena itu, untuk membangun budaya menulis bagi para dosen, sangat diperlukan komitmen penuh dan dorongan dari pimpinan perguruan tinggi.

2. Dosen yang dapat menuangkan gagasan / pemikiran dalam bentuk tulisan artikel / karya ilmiah yang bermanfaat bagi masyarakat (publik) merupakan salah satu penerapan tridharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian pada masyarakat. Oleh karena itu, agar para dosen berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam penulisan artikel / karya ilmiah, sehingga eksistensinya bukan hanya diakui dikalangan kampus saja namun juga dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.

REFERENSI

Djuharie, O. Setiawan & Suherli, Panduan Membuat Karya Tulis, Yrama Widya, Bandung, 2002.

Lasa HS , Gairah Menulis, Alinea, Yogyakarta, 2005.

Rudatan, Rs., Menjadi Kaya dengan Menulis, Andi, Yogyakarta, 2006.

Tartono, St. S, Menulis di Media Massa Gampang! Tips untuk Menulis di Media Massa Cetak, Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta, 2005.

Jumat, 14 November 2008

Harga Pertamax Jadi Rp 6.800


Jakarta - Harga Pertamax turun sebesar 2,9%. Mulai besok, Sabtu (15/11/2008), harga Pertamax di Jakarta dan sekitarnya bisa dibeli dengan harga Rp 6.800 per liter.

Demikian disampaikan VP Communication Pertamina Anang Rizkani Noor dalam keterangan pers Pertamina, Jumat (14/11/2008).

Harga bahan bakar keekonomian yang dijual Pertamina seperti Pertamax, Pertamax Plus, Pertamax Dex, dan BioPertamax memang terus menurun seiring anjloknya harga minyak dunia.

"Perubahan harga jual Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina DEX dan Bio Pertamax ini akan ditinjau kembali sesuai perkembangan harga minyak internasional," kata Anang.

Berikut harga baru bahan bakar keekonomian yang dijual di SPBU Pertamina mulai besok:

I. PERTAMAX PLUS

- Batam Rp 6.600
- UPms I Rp 7.250
- Medan Bersaing Rp 7.150
- UPMS III Rp 7.100
- UPms IV & V Rp 7.250
- UPms VI Rp 7.300

II. PERTAMAX
- UPms I Rp 7.100
- Medan Bersaing Rp 7.000
- UPms II Rp 7.100
- Bangka Rp 8.200
- UPms III Rp 6.800
- UPms IV & V Rp 6.900
- Bali Rp 7.000
- UPms VI Rp 7.000
- UPms VII Rp 7.100
- Palu Rp 8.100

III. Pertamina Dex
- UPms III Rp 8.100
- UPms V Rp 8.100

IV. BIOPERTAMAX
- UPms III Rp 6.800
- UPms V Rp 6.900
- Bali Rp 7.000

Empat Mata' Dilarang Tayang, Tukul Tetap Laris



Fajar Anugrah - detikhot
Jakarta Dilarangnya tayangan 'Empat Mata' oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) tidak mempengaruhi tawaran pekerjaan untuk Tukul. Hingga kini Tukul mengaku masih sering mendapat tawaran pekerjaan.

"Alhamdulillah MC masih, off air juga masih, nggak ada pengaruhnya," ujar Tukul saat berbincang dengan detikhot lewat telepon, Jumat (14/11/2008).

Tidak ditayangkannya 'Empat Mata' sejak 4 November 2008 lalu diakui Tukul tidak terlalu mempengaruhi citranya sebagai presenter kocak. Bahkan keluarganya pun tidak terlalu memikirkan saat 'Empat Mata' tidak boleh lagi ditayangkan.

Ketika ditanya apakah dirinya bersiap untuk meluncurkan album keduanya? Tukul mengaku belum memikirkan untuk memiliki album solo lagi.

"Kasihan nanti sama penyanyi yang beneran, soalnya suara saya kan kayak Tukul Iglesias," candanya.(fjr/fjr)

Kamis, 13 November 2008

Trojan horse



I. What is a Trojan horse?

Trojan horse attacks pose one of the most serious threats to computer security. If you were referred here, you may have not only been attacked but may also be attacking others unknowingly. This page will teach you how to avoid falling prey to them, and how to repair the damage if you already did. According to legend, the Greeks won the Trojan war by hiding in a huge, hollow wooden horse to sneak into the fortified city of Troy. In today's computer world, a Trojan horse is defined as a "malicious, security-breaking program that is disguised as something benign". For example, you download what appears to be a movie or music file, but when you click on it, you unleash a dangerous program that erases your disk, sends your credit card numbers and passwords to a stranger, or lets that stranger hijack your computer to commit illegal denial of service attacks like those that have virtually crippled the DALnet IRC network for months on end.

The following general information applies to all operating systems, but by far most of the damage is done to/with Windows users due to its vast popularity and many weaknesses.

(Note: Many people use terms like Trojan horse, virus, worm, hacking and cracking all interchangeably, but they really don't mean the same thing. If you're curious, here's a quick primer defining and distinguishing them. Let's just say that once you are "infected", trojans are just as dangerous as viruses and can spread to hurt others just as easily!)

II. How did I get infected?

Trojans are executable programs, which means that when you open the file, it will perform some action(s). In Windows, executable programs have file extensions like "exe", "vbs", "com", "bat", etc. Some actual trojan filenames include: "dmsetup.exe" and "LOVE-LETTER-FOR-YOU.TXT.vbs" (when there are multiple extensions, only the last one counts, be sure to unhide your extensions so that you see it). More information on risky file extensions may be found at this Microsoft document.

Trojans can be spread in the guise of literally ANYTHING people find desirable, such as a free game, movie, song, etc. Victims typically downloaded the trojan from a WWW or FTP archive, got it via peer-to-peer file exchange using IRC/instant messaging/Kazaa etc., or just carelessly opened some email attachment. Trojans usually do their damage silently. The first sign of trouble is often when others tell you that you are attacking them or trying to infect them!

III. How do I avoid getting infected in the future?

You must be certain of BOTH the source AND content of each file you download! In other words, you need to be sure that you trust not only the person or file server that gave you the file, but also the contents of the file itself.

Here are some practical tips to avoid getting infected (again). For more general security information, please see our main security help page.

  1. NEVER download blindly from people or sites which you aren't 100% sure about. In other words, as the old saying goes, don't accept candy from strangers. If you do a lot of file downloading, it's often just a matter of time before you fall victim to a trojan.
  2. Even if the file comes from a friend, you still must be sure what the file is before opening it, because many trojans will automatically try to spread themselves to friends in an email address book or on an IRC channel. There is seldom reason for a friend to send you a file that you didn't ask for. When in doubt, ask them first, and scan the attachment with a fully updated anti-virus program.
  3. Beware of hidden file extensions! Windows by default hides the last extension of a file, so that innocuous-looking "susie.jpg" might really be "susie.jpg.exe" - an executable trojan! To reduce the chances of being tricked, unhide those pesky extensions.
  4. NEVER use features in your programs that automatically get or preview files. Those features may seem convenient, but they let anybody send you anything which is extremely reckless. For example, never turn on "auto DCC get" in mIRC, instead ALWAYS screen every single file you get manually. Likewise, disable the preview mode in Outlook and other email programs.
  5. Never blindly type commands that others tell you to type, or go to web addresses mentioned by strangers, or run pre-fabricated programs or scripts (not even popular ones). If you do so, you are potentially trusting a stranger with control over your computer, which can lead to trojan infection or other serious harm.
  6. Don't be lulled into a false sense of security just because you run anti-virus programs. Those do not protect perfectly against many viruses and trojans, even when fully up to date. Anti-virus programs should not be your front line of security, but instead they serve as a backup in case something sneaks onto your computer.
  7. Finally, don't download an executable program just to "check it out" - if it's a trojan, the first time you run it, you're already infected!

IV. How do I get rid of trojans?!?

Here are your many options, none of them are perfect. I strongly suggest you read through all of them before rushing out and trying to run some program blindly. Remember - that's how you got in this trouble in the first place. Good luck!

  1. Clean Re-installation: Although arduous, this will always be the only sure way to eradicate a trojan or virus. Back up your entire hard disk, reformat the disk, re-install the operating system and all your applications from original CDs, and finally, if you're certain they are not infected, restore your user files from the backup. If you are not up to the task, you can pay for a professional repair service to do it.

  2. Anti-Virus Software: Some of these can handle most of the well known trojans, but none are perfect, no matter what their advertising claims. You absolutely MUST make sure you have the very latest update files for your programs, or else they will miss the latest trojans. Compared to traditional viruses, today's trojans evolve much quicker and come in many seemingly innocuous forms, so anti-virus software is always going to be playing catch up. Also, if they fail to find every trojan, anti-virus software can give you a false sense of security, such that you go about your business not realizing that you are still dangerously compromised. There are many products to choose from, but the following are generally effective: AVP, PC-cillin, and McAfee VirusScan. All are available for immediate downloading typically with a 30 day free trial. For a more complete review of all major anti-virus programs, including specific configuration suggestions for each, see the HackFix Project's anti-virus software page [all are ext. links]. When you are done, make sure you've updated Windows with all security patches [ext. link].

  3. Anti-Trojan Programs: These programs are the most effective against trojan horse attacks, because they specialize in trojans instead of general viruses. A popular choice is The Cleaner, $30 commercial software with a 30 day free trial. To use it effectively, you must follow hackfix.org's configuration suggestions [ext. link]. When you are done, make sure you've updated Windows with all security patches [ext. link], then change all your passwords because they may have been seen by every "hacker" in the world.

  4. IRC Help Channels: If you're the type that needs some hand-holding, you can find trojan/virus removal help on IRC itself, such as EFnet #dmsetup or DALnet #NoHack. These experts will try to figure out which trojan(s) you have and offer you advice on how to fix it. The previous directions were in fact adapted from advice given by EFnet #dmsetup. (See our networks page if you need help connecting to those networks.)

Tips Mengatasi Virus Worm


Bila komputer anda terserang virus jenis WORM ( yang anda terima melalui EMAIL atau INTERNET), virus ini akan segera menyebar kembali dengan cara mengirim EMAIL ke semua alamat yang ada pada ADDRESS BOOK anda.

Cara mudah untuk pencegahan penyebaran virus ini:

Pada Outlook Express :

1. Klik File pilih NEW -> CONTACT.
2. Pada menu name di kolom FIRST dan LAST NAME ketik "0000" ( nol nol nol nol ).
3. JANGAN mengisi ALAMAT EMAIL apapun, biarkan kosong.
4. Lalu Klik OKE.
5. Pastikan bahwa Alamat Email yang baru ini ada pada URUTAN PERTAMA.(dikolom contact sebelah kiri, 0000 0000 ada di paling atas)
6. Selesai.

Pada Eudora :

1. Klik Tools -> Address Book ( tekan Ctrl dan L bersamaan )
2. Klik New .
3. Pada kolom First Name isi 0000 dan di kolom Last Name isi 0000
4. Alamat e-mail dan yang lainnya dikosongkan saja.
5. Close address book lalu Save address book.
6. Selesai.

Bila pada suatu saat komputer anda ter INFEKSI VIRUS WORM, virus ini akan mengirim email ke semua alamat, yang tentu saja nama "00000000" ini yang pertama akan dikirim.
Otomatis pengiriman email akan terhenti (ERROR) karena tidak ada Email Address nya. Sekaligus juga anda akan TAHU bahwa komputer anda terserang virus, karena komputer akan memberikan pesan ERROR.